Senin, 07 Februari 2011
Renungan Minggu 13 pebruari 2011 GKPS Doloksanggul
SIAPAKAH ANAK KESUKAAN BAGI TUHAN ????
Oleh : St. Agus Letwing Manik
Markus 1 : 9 - 15
Bani panorang ai roh ma Jesus hun Nasaret na i Galilea, jadi tardidi ma Ia i bah Jordan, ididi si Johanes.
Mandarathonsi Ia hun bah ai, iidah ma buha langit, anjaha sogop ma Tonduy ai hu-Bani marrupahon asas.
Anjaha tarbogei ma sora hun nagori atas: Ho do Anak na hinaholongan ni uhurhu, rosuh do uhurhu Bam.
Dob ai mintor ijuljul Tonduy ai ma Ia hu halimisan.
Ase i halimisan ma Ia ompat puluh ari dokahni ilajou sibolis; rap pakon binatang do Ia ijai, tapi malekat do marugas Bani.
Dob tartutup si Johannes, roh ma Jesus hu Galilea mangambilankon ambilan na madear ni Naibata
Domma jumpah panorangni; domma dohor harajaon ni Naibata. Paubah nasiam ma uhurnasiam anjaha haporsayai nasiam ma ambilan na madear in!
1. Ididi si Johannes Yesus
2. Tuhan Yesus i parlajouan
3. Mamungkah Marhorja Tuhan Yesus
Add.1 :
Banyak pertanyaan muncul di sekitar baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, berkenaan dengan apakah Yesus berdosa sehingga perlu dibaptis. Para teolog menyimpulkan bahwa baptisan Yesus mempunyai makna yang lain. Baptisan ini dimaksudkan sebagai tanda solidaritas Yesus dengan manusia yang berdosa. Perlu diketahui pula bahwa sakramen baptisan sebenarnya bukanlah sakramen penyucian dosa atau tanda bahwa orang itu akan masuk surga, atau tanda bahwa orang yang dibaptis sudah tidak berdosa lagi; baptisan sesungguhnya hanyalah tanda kepada khalayak umum bahwa orang yang dibaptis adalah sudah menjadi orang percaya. Demikian pula Yesus dibaptis sebagai simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukannya selama tiga tahun hingga Yesus mati disalibkan.
Sebelum Yohanes Pembaptis tidak ada sakramen pembaptisan, dan sebelum kedatangan Yesus, Yohanes hanya membaptis dengan air, namun seperti yang dinubuatkan oleh Yohanes bahwa setelah Yesus orang akan dibaptis dengan Roh. Pada saat orang percaya kepada Yesus dan mengakui dosa-dosanya (secara pribadi), maka orang tersebut telah menerima Roh/telah dibaptis oleh Roh. Lebih dari pada itu, pembaptisan dengan air hanya sebagai tanda kepada orang banyak
Add.2 :
Sungguh menjadi suatu tantangan tersendiri untuk mengajak keponakan-keponakan yang masih kecil untuk ke tempat perbelanjaan. Bagi anak-anak kecil toko serba ada merupakan tempat yang menyenangkan dan sekaligus menggoda, karena terlalu banyak mainan yang ditawarkan. Terlebih lagi, toko serba ada tersebut tahu cara menata mainan, sehingga dapat menggoda anak-anak, sehingga mengakibatkan mereka merengek untuk dibelikan mainan.
Pernahkan terfikir oleh kita, bahwa Iblis juga sama seperti pemilik toko serba ada yang tahu cara memberikan iming-iming kepada manusia, sehingga manusia dapat tergoda? Sang penggoda tahu kelemahan-kelemahan manusia, sehingga kalau tidak berhati-hati manusia dapat tergoda dengan mudah. Rasul Yohanes menyadari hal ini sehingga dia mengingatkan godaan dari Iblis yang terdiri dari: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16). Dan lebih lanjut, Yesus telah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis, sehingga Yesus dapat menyingkapkan perangkap Iblis dan menunjukkan kepada manusia bagaimana untuk bertahan dari godaan Iblis
Pernahkan terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan godaan Iblis? Namun, semua hal ini dilakukan oleh Yesus bukan untuk Diri-Nya sendiri, namun dilakukannya untuk kepentingan manusia, makhluk yang dikasihi-Nya. Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai untuk menunjukkan strategi Iblis dalam menggoda manusia dan pada saat yang bersamaan, Yesus menunjukkan jalan bagaimana untuk menghadapi godaan tersebut. Semua yang Yesus lakukan merupakan suatu pelajaran bagi kita manusia, sehingga kita dapat mengikuti apa yang dilakukan-Nya, sehingga kita dapat mencapai keselamatan kekal
Add. 3 :
Kita menemukan Yesus Kristus melakukan sesuatu yang luar biasa di sini: Dia datang pada Yohanes untuk dibaptis. Kita mengetahui bahwa baptisan Yohanes adalah merupakan baptisan “untuk pertobatan.” Yesus tidak berdosa dan Dia tidak memiliki sesuatu yang perlu diampuni atau ditobatkan. Yohanes sendiri penuh keheranan ketika Yesus datang kepadanya karena Tuhan Yesus menginginkan baptisan dari Yohanes.
Tuhan Yesus memberitahukan Yohanes alasannya kenapa Dia harus dibaptis. Yesus mengatakan bahwa Dia perlu dibaptis untuk “menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Apakah maksudnya? Yohanes Calvin dengan hikmat mengkomentari, “Frase ‘seluruh kehendak Allah’ (all righteousness) sering berarti dalam Alkitab, pemeliharaan hukum Taurat: dengan demikian kita boleh menjelaskan bagian firman Allah ini bahwa karena Yesus dengan sadar menundukkan diriNya pada hukum Taurat, maka Dia harus memelihara setiap bagian hukum Taurat” (Harmony 1:180). Calvin juga mengatakan bahwa Yesus harus “tunduk pada BapaNya dengan ketaatan penuh, sementara alasan yang penting adalah untuk menguduskan Baptisan dalam tubuhNya, yang juga terdapat di antara Dia dan kita” (dikutip oleh Timothy Tow, The Gospel of Life [Singapore: Christian Life Distributors, 1983], 8). Allah Bapa menginginkan Allah Anak melakukan perintahNya sebagai perwakilan sempurna manusia. Anak menaati Bapa dan dengan merendahkan diri, menundukkan diriNya untuk melakukan kehendak Bapa. Itulah sebabnya setelah Yesus menyelesaikan baptisan dengan air, kita mendengar pernyataan Allah: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Di sini kita melihat kembali ketaatan aktif Yesus Kristus. Kristus menaati peraturan hukum Taurat akan baptisan air untuk memperoleh pembenaran yang kita butuhkan demi keselamatan kita. Yesus mencapainya melalui kuasa Roh Kudus yang diberikan padaNya tanpa batas.
Yohanes dalam melakukan tugasnya mengumumkan kepada semua orang bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah ada sejak dahulu kala. Dia telah datang untuk menyatakan kemurahan Allah yang besar. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1:17). Apakah arti pernyataan ini? Apakah ini berarti bahwa dengan kedatangan kasih karunia Allah dan kebenaran dalam Kristus, hukum Taurat Allah oleh Musa yaitu ke-sepuluh hukum Allah, sekarang dihapuskan dan tidak lagi penting bagi orang-orang kudus dalam Perjanjian Baru? Tentu tidak. Mengenai hukum Taurat dan kasih karunia Allah dalam ayat ini, Agustinus, bapa gereja memberikan komentar sebagai berikut, “Oleh seorang hamba, hukum Taurat diberikan, dan manusia dibuat bersalah: oleh seorang kaisar, pengampunan diberikan, dan diselamatkan dari kesalahan. ‘Hukum Taurat diberikan oleh Musa.’ Jadi janganlah seorang hamba mengenakan pada dirinya melebihi dari apa yang dikerjakan melalui dia. Dipilih untuk pelayanan yang besar seperti seorang yang setia di rumahnya, tetapi juga seorang hamba, dia dapat bertindak sesuai dengan hukum Taurat tetapi tidak dapat melepaskannya dari kesalahan terhadap hukum Taurat. Oleh karena itu “‘hukum Taurat’ diberikan oleh Musa: tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.’”
Mungkin ada yang berkata, bukankah kasih karunia dan kebenaran datang oleh Musa, yang melihat Allah? Maka secepat mungkin Dia [Yesus] menambahkan, “Tak seorangpun yang pernah melihat Allah.” Lalu bagaimana Allah dikenal oleh musa? Sebab Allah menyatakan diri-Nya kepadanya. Allah yang seperti apa? Kristus yang sama mengirimkan hukum Taurat terlebih dahulu oleh hambanya, supaya Dia sendiri datang dengan kasih karunia dan kebenaran.”
“Agustinus mengatakan dengan cara yang lain, … ‘Hukum Taurat diberikan agar kasih karunia dicari; kasih karunia diberikan agar hukum Taurat digenapi’” (dikutip oleh Timothy Tow, The Law of Moses and of Jesus [Singapore: Christian Life Publishers, 1986], 27-8).
Hukum Taurat tidak dihapuskan oleh kasih karunia. Karena jikalau tidak ada hukum Taurat, maka tidak diperlukan kasih karunia. Oleh karena kita berdiri dibawah kutukan hukum Taurat dalam dosa dan kesalahan maka kita membutuhkan kasih karunia Allah. Hukum Taurat membawa kita pada Kristus untuk kasih karunia yang dikaruniakanNya. Jadi, ketika kita menerima kasih karunia maka hukum Taurat menjadi terang dan kesenangan kita: “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku” (Mazmur 119:97-98
Hingga pada saat ini hukum Taurat berfungsi dalam tiga cara: Sebagai (1) Pedang (Sword) untuk membunuh kita dalam dosa-dosa kita (Roma 3:19), (2) Tongkat (Rod) untuk menuntun kita kepada Kristus (Gal 3:24), dan (3) senter atau obor (Torch) untuk menerangi langkah kita (Maz 119:105).
Pada Baptisan Tuhan Yesus, kita melihat penunjukan yang jelas akan Tritunggal Allah. Kita memiliki Allah Bapa di sorga, Allah Anak di bumi dan Allah Roh Kudus turun dari sorga ke bumi. Kita menemukan ketiga pribadi Allah dalam satu kejadian. Hal ini benar-benar menentang ajaran Sabellianisme atau Modalisme yang mengajarkan bahwa Allah tidak terdiri dari tiga pribadi tetapi hanya satu pribadi, dan Dia kadang-kadang menampakkan diri sebagai Bapa, terkadang sebagai Anak dan terkadang sebagai Roh. Ini adalah ajaran sesat yang dikutuk oleh gereja pada Konsili di Roma tahun 263 Masehi.
Hingga pada kejadian ini, Yesus “hampir tiga puluh tahun.” Yesus hanya kira-kira 6 bulan lebih muda dari Yohanes pembaptis (Lukas 1:26, 36). Jika keduanya lahir pada tahun 5 SM, maka mereka berumur kira-kira 30 tahun pada saat ini (26 M). Dalam Perjanjian Lama seorang Lewi memulai pelayanannya ketika mereka mencapai umur 30 tahun (Ulangan 4:47). Pada umur seperti ini juga Yusuf (satu dari kedua belas anak Yakub) menjadi Perdana Mentri Mesir (Kejadian 41:4, 6), dan Daud menjadi raja Israel (2 Samuel 5:4). Jadi hal ini sangat tepat bagi Yesus untuk memulai pelayanan-Nya pada umur 30 tahun
Oleh : St. Agus Letwing Manik
Markus 1 : 9 - 15
Bani panorang ai roh ma Jesus hun Nasaret na i Galilea, jadi tardidi ma Ia i bah Jordan, ididi si Johanes.
Mandarathonsi Ia hun bah ai, iidah ma buha langit, anjaha sogop ma Tonduy ai hu-Bani marrupahon asas.
Anjaha tarbogei ma sora hun nagori atas: Ho do Anak na hinaholongan ni uhurhu, rosuh do uhurhu Bam.
Dob ai mintor ijuljul Tonduy ai ma Ia hu halimisan.
Ase i halimisan ma Ia ompat puluh ari dokahni ilajou sibolis; rap pakon binatang do Ia ijai, tapi malekat do marugas Bani.
Dob tartutup si Johannes, roh ma Jesus hu Galilea mangambilankon ambilan na madear ni Naibata
Domma jumpah panorangni; domma dohor harajaon ni Naibata. Paubah nasiam ma uhurnasiam anjaha haporsayai nasiam ma ambilan na madear in!
1. Ididi si Johannes Yesus
2. Tuhan Yesus i parlajouan
3. Mamungkah Marhorja Tuhan Yesus
Add.1 :
Banyak pertanyaan muncul di sekitar baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis, berkenaan dengan apakah Yesus berdosa sehingga perlu dibaptis. Para teolog menyimpulkan bahwa baptisan Yesus mempunyai makna yang lain. Baptisan ini dimaksudkan sebagai tanda solidaritas Yesus dengan manusia yang berdosa. Perlu diketahui pula bahwa sakramen baptisan sebenarnya bukanlah sakramen penyucian dosa atau tanda bahwa orang itu akan masuk surga, atau tanda bahwa orang yang dibaptis sudah tidak berdosa lagi; baptisan sesungguhnya hanyalah tanda kepada khalayak umum bahwa orang yang dibaptis adalah sudah menjadi orang percaya. Demikian pula Yesus dibaptis sebagai simbol dimulainya pelayanan pengabaran Kerajaan Surga yang dilakukannya selama tiga tahun hingga Yesus mati disalibkan.
Sebelum Yohanes Pembaptis tidak ada sakramen pembaptisan, dan sebelum kedatangan Yesus, Yohanes hanya membaptis dengan air, namun seperti yang dinubuatkan oleh Yohanes bahwa setelah Yesus orang akan dibaptis dengan Roh. Pada saat orang percaya kepada Yesus dan mengakui dosa-dosanya (secara pribadi), maka orang tersebut telah menerima Roh/telah dibaptis oleh Roh. Lebih dari pada itu, pembaptisan dengan air hanya sebagai tanda kepada orang banyak
Add.2 :
Sungguh menjadi suatu tantangan tersendiri untuk mengajak keponakan-keponakan yang masih kecil untuk ke tempat perbelanjaan. Bagi anak-anak kecil toko serba ada merupakan tempat yang menyenangkan dan sekaligus menggoda, karena terlalu banyak mainan yang ditawarkan. Terlebih lagi, toko serba ada tersebut tahu cara menata mainan, sehingga dapat menggoda anak-anak, sehingga mengakibatkan mereka merengek untuk dibelikan mainan.
Pernahkan terfikir oleh kita, bahwa Iblis juga sama seperti pemilik toko serba ada yang tahu cara memberikan iming-iming kepada manusia, sehingga manusia dapat tergoda? Sang penggoda tahu kelemahan-kelemahan manusia, sehingga kalau tidak berhati-hati manusia dapat tergoda dengan mudah. Rasul Yohanes menyadari hal ini sehingga dia mengingatkan godaan dari Iblis yang terdiri dari: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16). Dan lebih lanjut, Yesus telah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis, sehingga Yesus dapat menyingkapkan perangkap Iblis dan menunjukkan kepada manusia bagaimana untuk bertahan dari godaan Iblis
Pernahkan terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan godaan Iblis? Namun, semua hal ini dilakukan oleh Yesus bukan untuk Diri-Nya sendiri, namun dilakukannya untuk kepentingan manusia, makhluk yang dikasihi-Nya. Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai untuk menunjukkan strategi Iblis dalam menggoda manusia dan pada saat yang bersamaan, Yesus menunjukkan jalan bagaimana untuk menghadapi godaan tersebut. Semua yang Yesus lakukan merupakan suatu pelajaran bagi kita manusia, sehingga kita dapat mengikuti apa yang dilakukan-Nya, sehingga kita dapat mencapai keselamatan kekal
Add. 3 :
Kita menemukan Yesus Kristus melakukan sesuatu yang luar biasa di sini: Dia datang pada Yohanes untuk dibaptis. Kita mengetahui bahwa baptisan Yohanes adalah merupakan baptisan “untuk pertobatan.” Yesus tidak berdosa dan Dia tidak memiliki sesuatu yang perlu diampuni atau ditobatkan. Yohanes sendiri penuh keheranan ketika Yesus datang kepadanya karena Tuhan Yesus menginginkan baptisan dari Yohanes.
Tuhan Yesus memberitahukan Yohanes alasannya kenapa Dia harus dibaptis. Yesus mengatakan bahwa Dia perlu dibaptis untuk “menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Apakah maksudnya? Yohanes Calvin dengan hikmat mengkomentari, “Frase ‘seluruh kehendak Allah’ (all righteousness) sering berarti dalam Alkitab, pemeliharaan hukum Taurat: dengan demikian kita boleh menjelaskan bagian firman Allah ini bahwa karena Yesus dengan sadar menundukkan diriNya pada hukum Taurat, maka Dia harus memelihara setiap bagian hukum Taurat” (Harmony 1:180). Calvin juga mengatakan bahwa Yesus harus “tunduk pada BapaNya dengan ketaatan penuh, sementara alasan yang penting adalah untuk menguduskan Baptisan dalam tubuhNya, yang juga terdapat di antara Dia dan kita” (dikutip oleh Timothy Tow, The Gospel of Life [Singapore: Christian Life Distributors, 1983], 8). Allah Bapa menginginkan Allah Anak melakukan perintahNya sebagai perwakilan sempurna manusia. Anak menaati Bapa dan dengan merendahkan diri, menundukkan diriNya untuk melakukan kehendak Bapa. Itulah sebabnya setelah Yesus menyelesaikan baptisan dengan air, kita mendengar pernyataan Allah: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Di sini kita melihat kembali ketaatan aktif Yesus Kristus. Kristus menaati peraturan hukum Taurat akan baptisan air untuk memperoleh pembenaran yang kita butuhkan demi keselamatan kita. Yesus mencapainya melalui kuasa Roh Kudus yang diberikan padaNya tanpa batas.
Yohanes dalam melakukan tugasnya mengumumkan kepada semua orang bahwa Yesus adalah Mesias yang sudah ada sejak dahulu kala. Dia telah datang untuk menyatakan kemurahan Allah yang besar. “Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus” (Yoh 1:17). Apakah arti pernyataan ini? Apakah ini berarti bahwa dengan kedatangan kasih karunia Allah dan kebenaran dalam Kristus, hukum Taurat Allah oleh Musa yaitu ke-sepuluh hukum Allah, sekarang dihapuskan dan tidak lagi penting bagi orang-orang kudus dalam Perjanjian Baru? Tentu tidak. Mengenai hukum Taurat dan kasih karunia Allah dalam ayat ini, Agustinus, bapa gereja memberikan komentar sebagai berikut, “Oleh seorang hamba, hukum Taurat diberikan, dan manusia dibuat bersalah: oleh seorang kaisar, pengampunan diberikan, dan diselamatkan dari kesalahan. ‘Hukum Taurat diberikan oleh Musa.’ Jadi janganlah seorang hamba mengenakan pada dirinya melebihi dari apa yang dikerjakan melalui dia. Dipilih untuk pelayanan yang besar seperti seorang yang setia di rumahnya, tetapi juga seorang hamba, dia dapat bertindak sesuai dengan hukum Taurat tetapi tidak dapat melepaskannya dari kesalahan terhadap hukum Taurat. Oleh karena itu “‘hukum Taurat’ diberikan oleh Musa: tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.’”
Mungkin ada yang berkata, bukankah kasih karunia dan kebenaran datang oleh Musa, yang melihat Allah? Maka secepat mungkin Dia [Yesus] menambahkan, “Tak seorangpun yang pernah melihat Allah.” Lalu bagaimana Allah dikenal oleh musa? Sebab Allah menyatakan diri-Nya kepadanya. Allah yang seperti apa? Kristus yang sama mengirimkan hukum Taurat terlebih dahulu oleh hambanya, supaya Dia sendiri datang dengan kasih karunia dan kebenaran.”
“Agustinus mengatakan dengan cara yang lain, … ‘Hukum Taurat diberikan agar kasih karunia dicari; kasih karunia diberikan agar hukum Taurat digenapi’” (dikutip oleh Timothy Tow, The Law of Moses and of Jesus [Singapore: Christian Life Publishers, 1986], 27-8).
Hukum Taurat tidak dihapuskan oleh kasih karunia. Karena jikalau tidak ada hukum Taurat, maka tidak diperlukan kasih karunia. Oleh karena kita berdiri dibawah kutukan hukum Taurat dalam dosa dan kesalahan maka kita membutuhkan kasih karunia Allah. Hukum Taurat membawa kita pada Kristus untuk kasih karunia yang dikaruniakanNya. Jadi, ketika kita menerima kasih karunia maka hukum Taurat menjadi terang dan kesenangan kita: “Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku” (Mazmur 119:97-98
Hingga pada saat ini hukum Taurat berfungsi dalam tiga cara: Sebagai (1) Pedang (Sword) untuk membunuh kita dalam dosa-dosa kita (Roma 3:19), (2) Tongkat (Rod) untuk menuntun kita kepada Kristus (Gal 3:24), dan (3) senter atau obor (Torch) untuk menerangi langkah kita (Maz 119:105).
Pada Baptisan Tuhan Yesus, kita melihat penunjukan yang jelas akan Tritunggal Allah. Kita memiliki Allah Bapa di sorga, Allah Anak di bumi dan Allah Roh Kudus turun dari sorga ke bumi. Kita menemukan ketiga pribadi Allah dalam satu kejadian. Hal ini benar-benar menentang ajaran Sabellianisme atau Modalisme yang mengajarkan bahwa Allah tidak terdiri dari tiga pribadi tetapi hanya satu pribadi, dan Dia kadang-kadang menampakkan diri sebagai Bapa, terkadang sebagai Anak dan terkadang sebagai Roh. Ini adalah ajaran sesat yang dikutuk oleh gereja pada Konsili di Roma tahun 263 Masehi.
Hingga pada kejadian ini, Yesus “hampir tiga puluh tahun.” Yesus hanya kira-kira 6 bulan lebih muda dari Yohanes pembaptis (Lukas 1:26, 36). Jika keduanya lahir pada tahun 5 SM, maka mereka berumur kira-kira 30 tahun pada saat ini (26 M). Dalam Perjanjian Lama seorang Lewi memulai pelayanannya ketika mereka mencapai umur 30 tahun (Ulangan 4:47). Pada umur seperti ini juga Yusuf (satu dari kedua belas anak Yakub) menjadi Perdana Mentri Mesir (Kejadian 41:4, 6), dan Daud menjadi raja Israel (2 Samuel 5:4). Jadi hal ini sangat tepat bagi Yesus untuk memulai pelayanan-Nya pada umur 30 tahun
Langganan:
Postingan (Atom)