Rabu, 24 Juni 2009
Guru Adalah Pekerjaan Yang Menyenangkan
PROFESI SEBAGAI GURU
ADALAH PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN
(Suatu Strategi Pembelajaran Guru dalam Tugas Pembelajaran)
Oleh : Agus Letwing M, S.Pd
(Guru SMK Negeri 2 Doloksanggul)
Pada dasarnya ada 3 (tiga) tugas pokok seorang guru yaitu : mendidik, melatih dan mengajar, sesungguhnya dalam setiap aktivitas seorang guru ketiga tugas di atas hendaknya selalu dilakukan oleh seorang guru. Agar dalam melakukan tugas tersebut merasa sangat menyenangkan, maka ada 8 (delapan) strategi mengajar yang disarankan untuk dapat diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut, yaitu :
1). Menggunakan alat peraga.
Penggunaan alat peraga yang berwujud benda nyata, membantu anak untuk memahami suatu konsep. Penggunaan alat peraga dengan berbagai cara, observasi terhadap alat peraga dan melihat reaksi yang terjadi pada alat peraga melatih anak untuk mengembangkan daya fikir, nalar sekaligus melatih keterampilan fisiknya.
2). Modifikasi alat peraga.
Dengan alat peraga yang disediakan, guru dapat melakukan kegiatan bersama siswa terhadap alat peraga tersebut. Ada empat pendekatan yang dapat diterapkan dalam mempergunakan alat peraga. Tiap pendekatan dapat dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pendekatan pertama dilakukan dengan berbuat terhadap suatu objek dan melihat bagaimana objek itu bereaksi.
Pendekatan kedua, berbuat terhadap suatu objek untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Pendekatan ketiga, membangun kesadaran begaimana seseorang dapat menghasilkan efek yang diinginkan
Pendekatan ke empat melakukan penjelasan terhadap kegiatan yang baru dilakukan.
3). Memperkenalkan kegiatan yang layak dan menarik.
Lakukanlah kegiatan yang menarik sesuai keinginan siswa. Jangan memaksakan suatu kegiatan dan berikanlah kebebasan kepada siswa untuk menolak atau menerima saran-saran yang diajukan. Proses belajar akan berjalan baik bila siswa terlibat secara langsung.
4). Menciptakan pertanyaan-pertanyaan, masalah-masalah dan pemecahannya.
Metode pembelajaran saat ini sudah-mulai diarahkan pada kemampuan memecahkan permasalahan. Tetapi jarang diterapkan pentingnya perumusan masalah dan penciptaan pertanyaan permasalahan. Penciptaan pertanyaan dan perumusan masalah akan melatih siswa untuk mengenali permasalahan yang timbul di sekelilingnya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang ada. Konstruksi pertanyaan dan permasalahan merupakan bagian paling penting dan kreatif yang diabaikan dalam pendidikan ilmu pengetahuan.
5). Mengajak siswa untuk saling berinteraksi.
Pertukaran gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangkannya dapat distimulasi melalui interaksi dengan siswa pada tingkat yang sama. Para siswa hendaknya dianjurkan untuk memiliki pendapat sendiri, mengemukakannya, mempertahankannya dan merasa bertanggung jawab atasnya. Hal ini akhirnya memupuk ekuilibrasi, konstruktif dan membuat para siswa lebih cerdas dan termotivasi untuk terus belajar dibandingkan dengan belajar untuk jawaban benar saja.
6). Menghindari istilah-istilah teknis dan menekankan cara berfikir siswa.
Bahasa dapat memperjelas dan memperkaya gagasan/ide para siswa pada tingkat perkembangan yang tinggi. Tetapi istilah-istilah teknis dalam pembelajaran seringkali merintangi alam fikir mereka karena mereka terpaku pada satu istilah saja tanpa memahami konsep dasar istilah tersebut.
7). Menganjurkan siswa berpikir dengan cara mereka sendiri.
Ada kalanya siswa membandingkan hal yang salah namun mereka hendaknya tetap dianjurkan untuk berpikir dengan cara mereka sendiri. Sebagian intuisi mereka mungkin ada yang salah dan ada juga yang benar. Yang perlu dilakukan ialah menelusuri ide yang mereka miliki dan mengkoordinasikannya agar para siswa terbiasa dengan proses berpikir itu sendiri.
8). Perkenalan ulang (reintroduce).
Kegiatan yang dilakukan diatas diharapkan dapat merangsang daya tarik siswa terhadap suatu pelajaran. Dengan demikian konsep yang diajarkan haruslah mengaju pada materi yang dapat membantu siswa dalam memahami dunianya.
Dunia anak yang dimaksud ialah segala sesuatu yang dihadapi anak baik di rumah, di sekolah maupun di tempat bermain. Berkaitan dengan pengajaran di sekolah kejuruan, dunia anak merupakan segala sesuatu yang ada di masyarakat atau gejala-gejala sosial yang berada di sekitar lingkungan anak, baginya merupakan pertanyaan yang ingin dipecahkan dan akan segera dijawab dengan pengajaran yang berkenaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemilihan metode mengajar pun harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan membuat suasana belajar yang menyenangkan. Pada saat guru mlaksanakan tugas mengajar, sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, guru hendaknya menggunakan appersepsi untuk mengungkapkan pengetahuan awal siswa.
Hal ini akan mampermudah proses pembelajaran karena guru telah terlebih dulu mengetahui apa yang sudah ketahui oleh siswa sehingga dengan mudah guru dapat menyampaikan materi yang baru.
Semoga Strategi Pembelajaran ini dapat membantu para guru untuk lebih menyenangkan dalam hal menjalankan tugas profesinya di sekolah.
Salam dari Penulis
Agus Letwing M,S.Pd
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan (MGMP-SMK)
Kabupaten Humbang Hasundutan
ADALAH PEKERJAAN YANG MENYENANGKAN
(Suatu Strategi Pembelajaran Guru dalam Tugas Pembelajaran)
Oleh : Agus Letwing M, S.Pd
(Guru SMK Negeri 2 Doloksanggul)
Pada dasarnya ada 3 (tiga) tugas pokok seorang guru yaitu : mendidik, melatih dan mengajar, sesungguhnya dalam setiap aktivitas seorang guru ketiga tugas di atas hendaknya selalu dilakukan oleh seorang guru. Agar dalam melakukan tugas tersebut merasa sangat menyenangkan, maka ada 8 (delapan) strategi mengajar yang disarankan untuk dapat diimplementasikan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut, yaitu :
1). Menggunakan alat peraga.
Penggunaan alat peraga yang berwujud benda nyata, membantu anak untuk memahami suatu konsep. Penggunaan alat peraga dengan berbagai cara, observasi terhadap alat peraga dan melihat reaksi yang terjadi pada alat peraga melatih anak untuk mengembangkan daya fikir, nalar sekaligus melatih keterampilan fisiknya.
2). Modifikasi alat peraga.
Dengan alat peraga yang disediakan, guru dapat melakukan kegiatan bersama siswa terhadap alat peraga tersebut. Ada empat pendekatan yang dapat diterapkan dalam mempergunakan alat peraga. Tiap pendekatan dapat dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Pendekatan pertama dilakukan dengan berbuat terhadap suatu objek dan melihat bagaimana objek itu bereaksi.
Pendekatan kedua, berbuat terhadap suatu objek untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Pendekatan ketiga, membangun kesadaran begaimana seseorang dapat menghasilkan efek yang diinginkan
Pendekatan ke empat melakukan penjelasan terhadap kegiatan yang baru dilakukan.
3). Memperkenalkan kegiatan yang layak dan menarik.
Lakukanlah kegiatan yang menarik sesuai keinginan siswa. Jangan memaksakan suatu kegiatan dan berikanlah kebebasan kepada siswa untuk menolak atau menerima saran-saran yang diajukan. Proses belajar akan berjalan baik bila siswa terlibat secara langsung.
4). Menciptakan pertanyaan-pertanyaan, masalah-masalah dan pemecahannya.
Metode pembelajaran saat ini sudah-mulai diarahkan pada kemampuan memecahkan permasalahan. Tetapi jarang diterapkan pentingnya perumusan masalah dan penciptaan pertanyaan permasalahan. Penciptaan pertanyaan dan perumusan masalah akan melatih siswa untuk mengenali permasalahan yang timbul di sekelilingnya dan berusaha untuk memecahkan masalah yang ada. Konstruksi pertanyaan dan permasalahan merupakan bagian paling penting dan kreatif yang diabaikan dalam pendidikan ilmu pengetahuan.
5). Mengajak siswa untuk saling berinteraksi.
Pertukaran gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangkannya dapat distimulasi melalui interaksi dengan siswa pada tingkat yang sama. Para siswa hendaknya dianjurkan untuk memiliki pendapat sendiri, mengemukakannya, mempertahankannya dan merasa bertanggung jawab atasnya. Hal ini akhirnya memupuk ekuilibrasi, konstruktif dan membuat para siswa lebih cerdas dan termotivasi untuk terus belajar dibandingkan dengan belajar untuk jawaban benar saja.
6). Menghindari istilah-istilah teknis dan menekankan cara berfikir siswa.
Bahasa dapat memperjelas dan memperkaya gagasan/ide para siswa pada tingkat perkembangan yang tinggi. Tetapi istilah-istilah teknis dalam pembelajaran seringkali merintangi alam fikir mereka karena mereka terpaku pada satu istilah saja tanpa memahami konsep dasar istilah tersebut.
7). Menganjurkan siswa berpikir dengan cara mereka sendiri.
Ada kalanya siswa membandingkan hal yang salah namun mereka hendaknya tetap dianjurkan untuk berpikir dengan cara mereka sendiri. Sebagian intuisi mereka mungkin ada yang salah dan ada juga yang benar. Yang perlu dilakukan ialah menelusuri ide yang mereka miliki dan mengkoordinasikannya agar para siswa terbiasa dengan proses berpikir itu sendiri.
8). Perkenalan ulang (reintroduce).
Kegiatan yang dilakukan diatas diharapkan dapat merangsang daya tarik siswa terhadap suatu pelajaran. Dengan demikian konsep yang diajarkan haruslah mengaju pada materi yang dapat membantu siswa dalam memahami dunianya.
Dunia anak yang dimaksud ialah segala sesuatu yang dihadapi anak baik di rumah, di sekolah maupun di tempat bermain. Berkaitan dengan pengajaran di sekolah kejuruan, dunia anak merupakan segala sesuatu yang ada di masyarakat atau gejala-gejala sosial yang berada di sekitar lingkungan anak, baginya merupakan pertanyaan yang ingin dipecahkan dan akan segera dijawab dengan pengajaran yang berkenaan.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemilihan metode mengajar pun harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan membuat suasana belajar yang menyenangkan. Pada saat guru mlaksanakan tugas mengajar, sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, guru hendaknya menggunakan appersepsi untuk mengungkapkan pengetahuan awal siswa.
Hal ini akan mampermudah proses pembelajaran karena guru telah terlebih dulu mengetahui apa yang sudah ketahui oleh siswa sehingga dengan mudah guru dapat menyampaikan materi yang baru.
Semoga Strategi Pembelajaran ini dapat membantu para guru untuk lebih menyenangkan dalam hal menjalankan tugas profesinya di sekolah.
Salam dari Penulis
Agus Letwing M,S.Pd
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah Menengah Kejuruan (MGMP-SMK)
Kabupaten Humbang Hasundutan
Langganan:
Postingan (Atom)